Aktivis Memprotes Presiden Musharraf
ISLAMABAD, SELASA - Ribuan pengacara dan aktivis politik, Selasa (3/4), berdemonstrasi agar mantan Ketua Mahkamah Agung Pakistan Iftikhar Mohammad Chaudhry dikembalikan ke jabatannya. Mantan Ketua MA itu hadir di hadapan sebuah komisi yudisial yang menyelidiki apakah dia menyalahgunakan jabatan, yang dijadikan Presiden Pervez Musharraf sebagai alasan pemecatan.
Sekitar 4.000 orang berkumpul dekat mahkamah agung (MA) di Islamabad, mencemooh Musharraf karena melakukan pemecatan itu tiga pekan lalu. Para pengacara dan aktivis dari oposisi menyambut Chaudhry, yang menghadiri sidang pemeriksaan ketiga atas tuduhan Musharraf.
Dengan menyerukan, "Musharraf, pembunuh keadilan", para pendukung partai oposisi itu mengerumuni jip Chaudhry sebelum polisi antihuru-hara yang bersenjatakan pentungan mendorong mereka mundur dari gerbang gedung MA.
Musharraf, seorang sekutu kunci AS dalam "perang terhadap teror", telah menghadapi sebuah gelombang protes dan krisis politik paling serius selama delapan tahun dia berkuasa. "Gerakan ini akan memenangi kemerdekaan bagi peradilan dan menyingkirkan kediktatoran militer dari negara ini selamanya," kata mantan Presiden Rafiq Tarar, pendahulu Musharraf.
Pemerintah mengatakan telah bertindak secara konstitusional dalam memecat Chaudhry, yang menyangkal melakukan kesalahan. Sebuah majelis tiga hakim memeriksa apakah dia menyalahgunakan jabatannya, antara lain untuk mendapatkan sebuah pekerjaan kepolisian bagi putra- nya saat dia tidak memenuhi syarat.
Para pengkritik Musharraf, yang merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta tahun 1999, menuduh dia berusaha menjinakkan mahkamah agung untuk menjamin lembaga itu tidak menghalangi niatnya untuk terus berkuasa.
Pengacara utama Chaudhry, Aitzaz Ahsan, mengatakan bahwa saat dia mengemudikan kendaraan untuk mengantar Chaudhry ke mahkamah agung, bahwa seharusnya pemeriksaan dilakukan secara terbuka. "Ini seharusnya sebuah sidang publik," katanya, dengan menambahkan bahwa ketua MA itu juga mempermasalahkan keanggotaan majelis hakim yang memeriksanya.
Para pengacara—yang dalam pekan-pekan terakhir mencoba untuk tetap bertahan pada isu yudisial dan menghindari isu politik—menangkap dan menelanjangi seorang lelaki yang mengenakan pakaian pengacara berupa setelan hitam yang mulai meneriakkan slogan-slogan anti-Musharraf.
Mereka menuduh orang itu sebagai agen pemerintah yang mencoba menimbulkan kerusuhan.
Menyerbu stasiun televisi
Dalam sidang pemeriksaan sebelum ini terhadap Chaudhry pada 16 Maret, polisi antihuru-hara bentrok dengan demonstran yang melempari batu. Polisi juga menyerbu studio saluran televisi Geo yang menyiarkan rekaman kerusuhan tersebut. Musharraf meminta maaf secara langsung pada stasiun TV itu, tetapi gagal meredam tuduhan otoritarianisme.
Menteri Penerangan Mohammad Ali Durrani mengatakan bahwa demonstrasi hari Selasa itu diizinkan. "Setiap orang diperbolehkan mengungkapkan pandangan mereka, tetapi itu harus secara damai," ujarnya.
Ratusan polisi dan pasukan para militer ditempatkan di dekat gedung mahkamah agung. Polisi sempat baku hantam sebentar dengan para demonstran yang mencoba mengikuti kendaraan Chaudhry saat memasuki kompleks mahkamah agung.
Di kota Lahore, Pakistan timur, sekitar 1.500 pengacara meneriakkan slogan-slogan di pengadilan tinggi. Akan tetapi, jumlah mereka kalah banyak dibandingkan jumlah polisi yang sekitar 4.000 orang.
Sejumlah 300 pengacara lainnya berdemonstrasi di Karachi, Pakistan selatan, sekitar 400 di Multan, Pakistan tengah, dan 250 di Peshawar, Pakistan barat laut. Juga ada sekumpulan kecil pengacara di Quetta. (AP/AFP/DI)
http://kompas.com/
Corak pemerintahan yang berpangkal pada militer banyak mewarnai negara-negara dunia ketiga.Jarang terdengar adanya oposisi yang eksis dan berpengaruh di tipe rezim seperti ini .Akankah pemerintahan militer, khususnya di Pakistan membuka ruang bagi oposisi? Dan sejauh mana para oposan mempengaruhi opini publik di Pakistan?